Sabtu, 18 Maret 2017

Hewan Yang Dilindungi Di Indonesia



Orang Utan (Pongo pygemus)
Hewan langka yang satu ini mirip seperti kera, namum mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu mempunyai rambut yang begitu panjang dibandingkan dengan jenis kera lain. Makanan utama dan kesukaannya yaitu buah-buahan. Di Indonesia, hewan ini tersebar di dataran rendah juga hutan tropis yang terdapat di pulau Kalimantan.

Badak Bercula Satu (Rhinoceras sundaicus)
 
Badak Bercula satu ini merupakan salah satu hewan yang langka di Indonesia, hanya sekitar 50an ekor saja hewan ini yang masih hidup, dan dapat ditemukan di hutan Ujung Kulon. Hewan ini merupakan jenis hewan herbivora alias pemakan daun-daunan
Badak Bercula Dua (Dicerorhinus sumatrensis)
Hampir mirip bentuk badannya dengan badak bercula satu, hanya saja yang membedakannya ada dicula dibagian depannya yang berjumlah dua. Hewan ini hanya bisa ditemukan didaerah Sumatera.
Musang Congkok (Prionodon linsang)
 
Hewan langka yang satu ini beratnya mencapai 5 kg  dan mempunyai panjang tubuh sekitar 71cm, dapat ditemukan di wilayah Aceh dan pegunungan Sumatera Barat. Hewan ini cukup gesit untuk memanjat pohon, sedang makanan kesukaannya adalah mamalaia kecil dan beberapa jenis serangga 

Singapuar (Tarsius bancanus)
 
Indonesia harusnya cukup bangga karena memiliki Singapuar yang dijuluki sebagai primata terkecil di dunia. Hewan langka yang satu ini hanya mempunyai berat tubuh sekitar 80-140 gram dan memiliki panjang tubuh sekitar 12-15 cm, hal ini menjadikan Singapuar cukup layak disebut sebagai primata terkecil di dunia.

Ikan Belida (Notopetrus chitala)
Dengan berat tubuh dapat mencapai 1 kg dan panjang tubuh mencapai 87,5 cm, cukup besar memang untuk ukuran air tawar. Bentuk tubuh ikan ini seperti pisau, sedang makanan kesukaannya yaitu ikan-ikan kecil serta udang. Habitat asli dari ikan ini adalah di perairan wilayah air tawar di wilayah Jawa dan Kalimantan

Harimau Sumatra (Pantheras tigris sumatra)
Harimau Sumatera merupakan hewan yang dilindungi oleh pemerintah, keberadaannya kini sungguh memprihatinkan karena jumlah semua Harimau Sumatera hanya tinggal 500an ekor saja. Penebangan hutan yang sembarangan dan perburuan liar dituding sebagai penyebab langkanya hewan yang satu ini. Sesuai namanya, hewan ini hanya terdapat di daerah Sumatera

Anoa (Bubalus depressicornis)
Jika diperhatikan, hewan yang satu ini mirip sebuah kambing dengan ukuran yang besar, namun yang membedakan dengan kambing selain ukuran tubuhnya yang besar yaitu adanya tanduk runcing dikepalanya yang panjangnya mencapai 30cm. Anoa termasuk mamalia yang mempunyai kuku genap. Sulawesi merupakan habitat asli hewan ini.

Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
Burung Elang ini mempunyai bentuk yang sangat gagah, namun sangat disayangkan populasinya kini tinggal 250 ekor saja. Keberadaannya hampir tersebar merata di sekitar hutan di pulau Jawa seperti gunung Anjasmoro, gunung Kawi, gunung Salak, gunung Slamet dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain di gunung-gunung, hewan ini juga terdapat dibeberapa taman nasional yang ada di Jawa seperti Taman nasional Gunung Gede Pangrango serta Taman Nasional Muara Betiri

Komodo
Komodo merupakan hewan yang sangat langka karena jumlahnya yang sedikit, hanya terdapat di Indonesia. Hewan ini juga termasuk spesies kadal paling besar di dunia yang rata-rata memiliki panjang 2-3 meter dan berat bisa mencapai 100 kg.
Gajah Sumatera
 
Gajah mungkin identik dengan Thailand yang berjuluk negeri gajah putih. Namun di Indonesia juga terdapat spesies gajah endemik yang berada di Sumatera. Seperti halnya hewan lainnya, jumlahnya terus berkurang akibat perburuan liar. Mereka mengeksploitasi kulit, daging serta gading gajah untuk dijual ke luar negeri. Sehingga pemerintah bergera cepat dengan mendaftarkan gajah ke dalam daftar fauna yang dilindungi dalam PP No. 7 tahun 1999.
Bekantan
Bekantan atau kera hidung panjang ini dulunya banyak dijumpai di hutan Kalimantan. Namun seiring dengan pembukaan lahan, habitat asli bekantan menjadi rusak. Akibatnya jumlah populasi bekantan menurun cukup drastis. Kekurangan sumber makanan dan tempat tinggal merupakan faktor utama hewan ini terancam punah. Jika terus dibiarkan, jumlah populasi fauna yang dilindungi ini akan habis sekitar 15-20 tahun mendatang.
Burung Cenderawasih
Burung ini dahulunya banyak dijumpai di kepulauan Papua, khususnya bagian barat, Papua Nugini, dan Sebagian Australia. Namun setelah banyak terjadi perburuan liar yang masif, jumlah cenderawasih terus mengkhawatirkan. Tak kurang dari beberapa ratus saja yang masih bertahan hidup di habitat aslinya. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang fauna yang dilindungi merupakan pekerjaan rumah yang harus segera ditangani. Bila tidak, maka beberapa tahun kedepan cenderawasih akan benar-benar punah.
 Jalak Bali
 
Sejak beberapa tahun belakangan jumlah jalak bali terus menurun. Sehingga dengan sangat terpaksa, jalak bali kemudian dimasukkan dalam fauna yang dilindungi di Indonesia. Pemerintah dan dinas terkait melakukan upaya penangkaran jalak bali dengan dua sistem. Sistem penangkaran alami dan penangkarang buatan. Penangkaran alami dilakukan di habitat aslinya di Bali melalui suaka margasatwa. Sedangkan penangkaran buatan dipasrahkan pada peternak burung dengan bantuan dan pengawasan pemerintah.
Kakak Tua Raja
Burung yang akrab kita nyayikan dengan riang sewaktu kecil sekarang nyaris terancam punah. Burung yang berhabitat asli di Kepulauan Papua ini mengalami penyusutan populasi yang cukup besar. Baik karena perburuan liar, perusakan habitat, maupun kondisi alam. Secara statistik, fauna yang dilindungi ini hanya tersisa puluhan saja. Itu pun masih merupakan angka perkiraan saja. Sebab fakta di lapangan menunjukkan bahwa populasi dalam kawanan Kakak Tua Raja terus menurun

Burung Merak
Burung yang dijuluki poenix ini sudah masuk kedalam fauna yang dilindungi sejak tahun sembilan puluhan. Eksploitasi besar-besaran terhadap merak menjadikan burung berbulu indah ini terancam punah. Sehingga pemerintah berupaya melestarikan burung ini melalui suaka marga satwa dan juga kebun binatang. Harapannya tentu agar merak tetap lestari meski bukan di habitat aslinya. Sedangkan sanksi tegas telah disiapkan pada siapa saja yang melakukan perburuan atau eksploitasi terhadap merak

Babirusa
Hewan ini mungkin kurang familiar di kalangan masyarakat, namun aslinya merupakan hewan endemik Sulawesi. Babirusa adalah babi dengan tanduk dan siung gigi yang sangat keras dan kuat. Tanduk dan siungnya itulah yang digunakan untuk senjata melawan predator dan menarik betina. Bentuk badannya tidak terlalu tambun seperti babi biasa, cenderung kokoh dan kuat. Karena ancaman kepunahan yang semakin memperihatinkan, maka fauna yang dilindungi UU No. 7 tahun 1999 ini di pindahkan ke Taman Nasional Lore Lindu. Di sanalah babirusa ditangkarkan di habitat alam terbuka

Trenggiling
Binatang mirip musang berkulit keras ini masuk dalam kategori mamalia liar. Habitat aslinnya berada di pulau Jawa dan sebagian Sumatera. Dulunya trenggiling masih sering dijumpai secara tidak sengaja, namun sekarang susah meski dicari sampai ke sarangnya. Sebab belakangan mulai marak ernburuan dan perdagangan trenggiling ke Cina. Katanya daging trenggiling nantinya diakai sebagai obat tradisional. Itulah kenapa jumlah trenggiling terus menyusut, bahkan nyaris punah. Maka mulai beberapa tahu belakangan ini, pemeritah memasukkan trenggiling sebagai fauna yang dilindungi di Indonesia.

Burung Beo Nias (Gracula religiosa robusta)
Salah satu satwa kebanggaan orang Nias adalah Burung Beo Nias yang mempunyai nama latin Gracula religiosa robusta. Burung Beo Nias terkenal dengan kepandaiannya dalam berbicara dan menirukan berbagai suara. Burung Beo Nias secara endemic hidup di hutan-hutan basah dengan membuat lubang pada batang pohon-pohon yang tinggi. Selain suaranya

Beruang Madu (Helarctos malayanus)
Beruang Madu merupakan jenis beruang dengan ukuran terkecil di dunia dengna panjang mencapai 1,40 meter. Satwa langka yang menjadi maskot Kota Bengkulu dan Kota Balikpapan ini merupakan salah satu satwa langka yang dilindungi. Meskipun penyebarannya mencakup Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan, saat ini keberadaannya di alam bebas sulit ditemukan. Satwa langka yang memiliki nama latin Helarctos malayanus ini memiliki tubuh berwarna hitam legam dengan sedikit bulu-bulu putih kekuningan berbentuk “V” dibagian dadanya

Burung Cenderawasih Mati-Kawat
Keindahan Burung Cenderawasih sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia sehingga burung ini disebut sebagai Bird of Paradise. Burung Surga yang hanya ditemukan di Pulau Papua ini memiliki sampai 30 spesies yang salah satunya adalah Seleucidis melanoleuca yang dilindungi negara. Spesies yang juga dinamakan Twelve-wired Bird of Paradise ini memiliki paruh yang panjang dan ekor yang pendek. Burung pengkicau ini memiliki cirri khas bulu kecil seperti kawat yang melengkung ke atas, namun kawat ini hanya ditemui pada spesies jantan

Kuau Besar (Argusianus argus)
Kuau adalah unggas yang tergabung dalam marga Argusianus. Terdapat dua jenis kuau: kuau raja (Argusianus argus) dan kuau bergaris ganda (Argusianus bipunctatus). Keduanya berasal dari Kepulauan Nusantara. Kuau bergaris ganda tidak pernah ditemukan di alam, deskripsinya didasarkan pada sejumlah bulu yang dikirim ke London dan dipertelakan pada tahun 1871. IUCN memasukkannya dalam status punah

Maleo (Macrocephalon maleo)
Maleo Senkawor atau Maleo, yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon maleo adalah sejenis burung gosong berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya burung di dalam genus tunggal Macrocephalon.[1][2] Yang unik dari maleo adalah, saat baru menetas anak burung maleo sudah bisa terbang.[3] Ukuran telur burung maleo beratnya 240 gram hingga 270 gram per butirnya, ukuran rata-rata 11 cm.

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)
Pesut mahakam (Latin:Orcaella brevirostris) adalah sejenis hewan mamalia yang sering disebut lumba-lumba air tawar yang hampir punah karena berdasarkan data tahun 2007, populasi hewan tinggal 50 ekor saja dan menempati urutan tertinggi satwa Indonesia yang terancam punah. Secara taksonomi, pesut mahakam adalah subspesies dari pesut (Irrawaddy dolphin).

Nuri Raja (Alisterus amboinensis)
Nuri-raja ambon (Alisterus amboinensis), adalah burung nuri yang endemik yang ada di Pulau Paleng, Maluku dan Papua Barat di Indonesia. Terkadang, burung ini mengarah sebagai Nuri-raja Ambon atau Nuri-raja Amboina,[2] tetapi sebutan-sebutan tersebut bersifat menyesatkan, karena burung ini juga ditemukan di banyai pulau lainnya selain terdapat di Ambon.

Rangkong (Rhyticeros cassidix)
Enggang atau Rangkong (bahasa Inggris: Hornbill) adalah sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi tetapi tanpa lingkaran. Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya "Buceros" merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti "tanduk sapi" dalam Bahasa Yunani

Rusa Timor (Cervus timorensis)
 
Rusa timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia selain rusa bawean, sambar, dan menjangan. Rusa timor yang mempunyai nama latin Cervus timorensis diperkirakan asli berasal dari Jawa dan Bali, kini ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Siluk Merah (Sclerophages formosus)
Ikan Siluk Merah atau  Ikan Arwana Merah (Arwana Super Red) atau Ikan Naga (Dragon Fish) yang dalam bahasa latinnya disebut Sclerophages formosus ditetapkan sebagai Satwa Pesona Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar