Seekor
bayi macan tutul amur berumur 3 bulan bersama induknya di Kebun
Binatang Mulhouse, Prancis. Foto:Sebastian Bozon, AFP/Getty Images
Satwa ini diburu secara massif untuk diambil kulitnya yang berbulu indah, Macan Tutul Amur (Panthera pardus orientalis) adalah
salah satu kucing besar paling langka di dunia. Satwa yang ini
ditemukan di sepanjang daerah perbatasan antara Rusia bagian tenggara
dan timur laut China menghadapi perusakan habitat besar-besaran dan
hilangnya hewan-hewan mangsanya, juga karena perburuan. Kini hanya
sekitar 30 individu macan tutul Amur hidup di alam liar. 2) Gajah Sumatera
Anak gajah sumatera. Foto: Chik Rini
Inilah spesies gajah terkecil Asia, populasinya terus menurun secara
mengejutkan, turun sekitar 80 % dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun
akibat deforestasi, hilangnya habitat dan konflik dengan manusia di
pulau Sumatera. Kini hanya tersisa sekitar 2.400 hinga 2.800 individu
gajah sumatera yang bertahan hidup di alam liar.
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) jantan memiliki
gading yang relatif kecil, namun pemburu tetap saja membunuh untuk
diambil gadingnya dan menjualnya di pasar gelap yang menyebabkan rasio
antara jantan dan betina sangat tidak seimbang untuk membuatnya mampu
mempertahankan kelangsungan hidup spesies asli pulau Sumatera ini. 3) Badak Jawa
Induk betina badak jawa dengan anaknya. Foto: International Rhino Foundation
Spesies badak bercula satu yang hidup di hutan tropis, badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
sejak masa kolonial hingga paruh abad lalu merupakan spesies yang
paling diburu untuk diambil culanya yang berharga mahal. Dengan hanya
menyisakan sekitar 58 individu yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon
di Jawa, spesies ini sangat rentan terhadap kepunahan karena bencana
alam, perburuan, penyakit dan keragaman genetik yang rendah. 4) Penyu Belimbing
Peneliti
Indonesia bersama tim peneliti dari University of Alabama, NOAA dan WWF
Indonesia melakukan penelitian paling ekstensif bagi spesies penyu
belimbing yang terus berkurang di Papua Barat, pada Juli 2003 di sebuah
wilayah terpencil di Papua. Tim tersebut memasang alat pemantau satelit
pada penyu tersebut. Foto : Scott R. Benson, NOAA/AP
Inilah spesies penyu laut terbesar di dunia dan salah satu yang paling sering bermigrasi. Populasi penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
telah sangat menurun dalam beberapa tahun terakhir karena perburuan,
terkena jaring nelayan tanpa sengaja, memakan sampah plastik, perburuan
telurnya, hingga hilangnya habitat dan perluasan pembangunan kawasan
pesisir yang merusak pantai tempat penyu bertelur.
5) Gorilla Dataran Rendah
Gorilla dataran rendah. Foto: Greg Wood/AFP/Getty Images
Meskipun berburu dan membunuh spesies ini adalah ilegal, gorilla dataran rendah (Gorilla gorilla gorilla)
ini terus dibunuh untuk diambil dagingnya yang dianggap lezat,
sementara bayi-bayi mereka ditangkap dan disimpan sebagai hewan
peliharaan. Virus Ebola yang mematikan juga telah menghancurkan populasi
kera liar ini. Di hutan Minkébé di Gabon saja, virus ini telah membunuh
lebih dari 90 persen populasi gorilla dan simpanse di kawasan itu. 6) Saola
Foto
saola yang diambil pada tahun 1993 dan dirilis oleh WWF. Foto ini
menunjukkan satu dari dua Saola yang dapat ditangkap hidup-hidup di
Vietnam Tengah, tapi keduanya sebulan kemudian mati di tempat
penangkaran. Foto: WWF/AP
Dikenal sebagai unicorn Asia, saola (Pseudoryx nghetinhensis)
sangat jarang terlihat di alam liar, dan satwa ini tidak ada di
penangkaran. Populasi saola saat ini diperkirakan hanya tersisa dalam
hitungan puluhan ekor saja. Saola terus diburu untuk memasok kebutuhan
bahan baku obat tradisional di Cina dan dijadikan konsumsi di Vietnam
dan Laos. Hewan ini juga dibunuh untuk diambil tanduknya untuk hiasan
rumah di kedua negara tersebut. Saola dalam Bahasa lokal berarti “hewan
yang sopan” , sangat jinak pada manusia, sehingga sangat mudah diburu.
Hilangnya habitat dan keragaman genetik yang terus berkurang juga
mengancam spesies yang memang sudah diambang kepunahan ini. 7) Vaquita
Vaquita. Foto: Wikipedia common
Vaquita (Phocoena sinus) adalah salah satu satwa laut yang
benar-benar berada ambang kepunahan dengan populasi kurang dari 100
individu yang tersisa di dunia. Inilah satwa paling laut paling langka.
Ditemukan di Teluk California, satu dari setiap lima vaquita terjerat
dan tenggelam oleh pukat yang dilempar untuk menangkap spesies lain
yang juga terancam punah, totoaba yang insangnya berharga sangat mahal,
sekitar $4.000/pon. 8) Harimau Siberia
Harimau siberia. Foto: Wikimedia common
Juga dikenal sebagai harimau amur, harimau siberia (Panthera tigris altaica)
adalah kucing terbesar di dunia. Satwa ini diburu untuk digunakan
sebagai bahan baku pengobatan tradisional China. Perburuan,
pertambangan, kebakaran hutan, penegakan hukum yang buruk, kerusakan
hutan dan pembalakan liar terus mengancam keberadaan spesies ini.
Diperkirakan populasinya kini hanya tersisa sekitar 400 -500 individu di
alam liar.
9) Gorilla Gunung
Gorilla gunung.
Gorilla gunung (Gorilla beringei beringei) ditemukan di
pegunungan perbatasan Uganda, Rwanda dan Republik Demokratik Kongo, dan
di Taman Nasional Bwindi yang tak boleh dimasuki di Uganda. Perburuan,
perusakan habitat, penyakit dan produksi arang telah menghancurkan
habitat gorilla dan hanya meninggalkan sekitar 880 individu yang
berjuang untuk bertahan hidup di alam liar. 10) Lemur Bambu Besar
Lemur bambu besar
Ditemukan di bagian tenggara Madagascar, lemur bambu besar (Prolemur simus)
adalah spesies lemur paling langka yang ditemukan di Madagascar.
Populasinya kurang dari 60 individu di alam liar dan tidak lebih dari
150 individu di pusat-pusat penangkaran.
Perubahan iklim, pembalakan liar, perburuan dan berkurangnya bambu
secara drastis telah membuat satwa langka ini kemungkinan tidak bertahan
lebih lama lagi di alam liar. 11) Orangutan Sumatera
Orangutan sumatera sedang dirawat, saat dia ditemukan dengan peluru yang menembus tubuhnya. Foto: Sutanta Aditya
Habitat orangutan sumatera (Pongo abelii) terus mengalami
pengurangan dalam tingkat yang mengerikan karena kebakaran hutan,
pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, pembalakan liar dan
pembangunan pertanian lainnya. Hal ini sangat membuat spesies ini begitu
terancam. Selain habitatnya yang dirusak, satwa ini juga diburu atau
ditangkap hidup-hidup dan menyebabkan penurunan populasi secara drastis.
Diperkirakan tak lebih dari 7.300 individu yang tersisa di alam liar. 12) Badak Hitam
Badak hitam afrika.
Selama masa kolonial, badak hitam (Diceros bicornis) dibunuh
hampir setiap hari untuk karena culanya yang bernilai tinggi di pasar
gelap, atau diambil dagingnya untuk dikonsumsi, atau sekedar untuk
olahraga. Spesies ini adalah salah satu kelompok mamalia tertua di dunia
dan dianggap sebagai atraksi pariwisata terpenting di banyak negara
Afrika.
Sayangnya, upaya konservasi yang gencar dilakukan menghadapi kendala
yakni perubahan habitat dan peningkatan perburuan yang disebabkan masih
tingginya tingkat kemiskinan masyarakat setempat yang diikuti dengan
meningkatnya permintaan pasar gelap untuk cula badak dari Asia.
Diperkirakan hanya 4.848 individu yang tersisa di seluruh dunia. 13) Lumba-lumba Tak Bersirip Yangtze
Lumba-lumba tak bersirip yangtse.
Dikenal sebagai “panda air raksasa”, lumba-lumba yang bernama ilmiah Neophocaena phocaenoides ini adalah makhluk cerdas yang paling terkenal yang ditemukan di Sungai Yangtze, sungai terpanjang di Asia.
Karena penangkapan yang berlebihan, penurunan pasokan makanan, polusi
dan perubahan kondisi sungai akibat pembangunan dam dan bendungan,
populasi lumba-lumba ini terus menurun dan kini diperkirakan hanya
tersisa 1.000 sampai 1.800 individu saja di alam liar. Sepupu dekat
lumba-lumba ini, yakni lumba-lumba baiji, telah dinyatakan punah akibat
aktivitas manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar